Pasuruan, NONBLOK.COM – Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin, bersama Ibu Hj. Wury Ma’ruf Amin, meninjau fasilitas pengolahan sampah, terutama pengelolaan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) di PT. Prada Tanara Pratama yang berlokasi di Kawasan Industri Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER), Jl. Raya Raci – Bangil, Rembang, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur (Jatim), Kamis (27/06/2024).
Setibanya di lokasi, Wapres dan rombongan disambut oleh Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong, Pj. Bupati Pasuruan Andriyanto, Direktur Utama PT. SIER Didik Prasetyono, dan Direktur Operasional PT. Prada Tanara Pratama Aditya Vilyanto.
Wapres menegaskan pentingnya pengolahan sampah, khususnya sampah B3, sebagai isu lingkungan yang mendesak.
“Saya kira masalah pengolahan sampah ini menjadi isu penting. Apalagi sampah B3 beberapa waktu yang lalu menjadi isu. Sampah itu dibuang di beberapa tempat sehingga menjadi masalah lingkungan,” ujar Wapres dalam keterangan pers usai meninjau Pabrik Pengolahan Limbah B3 dan PT Fronte Classic Indonesia, di Kawasan Industri PIER.
Lebih jauh Wapres menekankan bahwa pengolahan limbah B3 harus dilakukan di dalam kawasan industri untuk mencegah kerusakan lingkungan di luar kawasan tersebut.
“Pengolahan sampah ini diharapkan justru berada di dalam kawasan industri. Jangan sampai di kawasan di luar industri juga nanti merusak lingkungan,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Wapres juga mendengarkan rencana ekspansi Kawasan Industri PIER yang akan diperluas hingga Ngawi, dengan total luas mencapai 2.000 hektare.
“Saya dengar bahwa kawasan ini akan diperluas lagi sampai ke Ngawi. Berapa luas sana? Seluruhnya 2000 hektare. Jadi ini sampahnya tentu menjadi masalah,” ungkapnya .
Wapres pun mengapresiasi upaya-upaya yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam pembangunan fasilitas pengolahan sampah di kawasan industri.
“Dari pihak KLHK terus melakukan upaya-upaya untuk pembangunan tempat-tempat pengolahan sampah,” ujarnya.
Lebih lanjut, Wapres menegaskan bahwa pengolahan sampah merupakan bagian dari program pembangunan berkelanjutan (SDGs) yang menjadi komitmen Indonesia, serta upaya untuk menurunkan emisi karbon.
“Ini juga program daripada pembangunan berkelanjutan, SDGs. Bagian dari program SDGs yang menjadi komitmen Indonesia. Dan kita juga dalam rangka menurunkan emisi karbon,” tegasnya.
Wapres pun berharap bahwa pengolahan sampah dapat memberikan nilai tambah dan manfaat bagi masyarakat.
“Kita harapkan sampah itu nanti menjadi rebutan. Menjadi berkah. Sekarang ini sampah itu orang menjadi dibuang-buang. Tapi nanti mungkin diperebutkan. Karena ada nilainya pada suatu saat,” pungkasnya.
Sebelumnya, ketika melakukan peninjauan, Direktur Operasional PT. Prada Tanara Pratama Aditya Vilyanto menjelaskan kepada Wapres tentang rencana pengembangan fasilitas pengolahan limbah, termasuk pemasangan mesin-mesin yang akan selesai pada Agustus mendatang.
Aditya menyampaikan bahwa mesin-mesin ini dirancang untuk mengelola berbagai jenis limbah, baik yang solid maupun liquid, dengan teknologi terkini yang telah mendapat izin dari pihak terkait. Kapasitas pengolahan limbah saat ini mencapai 300 kg per jam per mesin, dengan total kapasitas mencapai hampir 200 ton per bulan ketika seluruh mesin beroperasi penuh.
“Per jam masa 300 kg per jam. Jadi, kalau misalnya rata-rata dengan 4 mesin itu bisa sekitar 18 atau 19 ton per jam. Kapasitas sebulannya, kita kerja kalau full-time kira-kira hampir sekitar 200-an ton per bulan,” jelasnya.
Selain itu, Aditya juga menjelaskan bahwa fasilitas ini menggunakan teknologi insinerator yang ramah lingkungan, sesuai dengan rekomendasi dari KLHK. Proses ini memastikan bahwa limbah diolah secara aman, dan residu yang dihasilkan dapat dikelola lebih lanjut atau dimanfaatkan kembali.
“Ini sangat ramah lingkungan, Pak. Karena sesuai dengan yang disarankan dari KLK, kita menggunakan gas ini. Sangat ramah lingkungan, proses juga tepat. Setelah itu, setelah proses berjalan, nanti ada yang kita, residunya yang tentunya akan kita bawa pulang,” ungkapnya.
PT. Prada Tanara Pratama adalah perusahaan penyedia jasa pengelolaan limbah B3 dan non B3 yang profesional dan inovatif. Perusahaan ini telah mendapatkan izin resmi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, serta didukung oleh tenaga ahli dalam aspek pengelolaan limbah.
Pembangunan fasilitas ini merupakan langkah konkret dan strategis dalam upaya meningkatkan kinerja pengolahan limbah B3 di kawasan industri. Pengolahan limbah yang efektif dan efisien menjadi krusial dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan mendukung pertumbuhan industri yang ramah lingkungan.
Pengolahan limbah B3 dengan teknologi insinerator adalah solusi yang inovatif dan aman untuk mengelola limbah berbahaya. Sistem ini tidak hanya mengurangi volume limbah secara signifikan, tetapi juga memastikan bahwa limbah tersebut diolah dengan aman, mengurangi risiko pencemaran lingkungan yang dapat merugikan kesehatan masyarakat dan ekosistem.
Dalam konteks keberlanjutan, fasilitas ini menunjukkan komitmen PT. Prada Tanara Pratama terhadap pembangunan industri yang bertanggung jawab. Keberlanjutan bukan hanya tentang menjaga lingkungan untuk generasi mendatang, tetapi juga tentang menciptakan nilai tambah bagi industri itu sendiri. Dengan pengolahan limbah yang baik, PT. Prada Tanara Pratama dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat, meningkatkan efisiensi produksi, dan memperkuat daya saing industri di pasar global.
Selain itu, fasilitas ini dapat menjadi contoh bagi kawasan industri lainnya di Jawa Timur dan Indonesia pada umumnya. Semoga upaya bersama ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat, lingkungan, dan dunia industri.
Kunjungan ini menunjukkan dukungan pemerintah terhadap pengelolaan limbah industri yang berwawasan lingkungan, serta pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan perusahaan swasta dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup untuk kesejahteraan sosial.
Selain Ibu Wury, mendampingi Wapres dalam peninjauan tersebut, Pj. Gubernur Jatim Adhy Karyono, Kepala Sekretariat Wakil Presiden Ahmad Erani Yustika, Deputi Bidang Administrasi Sapto Harjono W.S., Staf Khusus Wapres Bidang Reformasi Birokrasi Mohamad Nasir, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, Staf Khusus Wapres Bidang Politik dan Hubungan Kelembagaan Robikin Emhas, serta Tim Ahli Wapres Johan Tedja dan Farhat Brachma. (SK/RJP-BPMI, Setwapres)