Jakarta, BeritaNusantara.id – Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin dan Ibu Hj. Wury Ma’ruf Amin bersilaturahmi dengan pejabat dan pegawai di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) pada Kamis (17/10/2024). Acara ini, yang juga menjadi momen perpisahan, berlangsung di Auditorium Setwapres, Jalan Kebon Sirih, Jakarta. Hadir pula unsur pengamanan, dokter kepresidenan, dan wartawan Istana Wapres.
Dalam sambutannya, Wapres menegaskan pentingnya semangat pengabdian kepada bangsa dan negara.
“Pengabdian itu tidak pernah berhenti dan itu harus kita lakukan, karena memang perintah agamanya begitu. Kalau sudah menyelesaikan satu, mulai lagi dengan yang lain. Jadi, tidak pernah berhenti,” ujarnya.
Lebih jauh, Wapres menyoroti sejumlah capaian selama masa jabatannya, seperti kemajuan ekonomi syariah, penurunan angka stunting, dan pengurangan kemiskinan. Ia juga mengapresiasi peningkatan kualitas hidup di Papua serta suksesnya reformasi birokrasi yang tercermin dari kenaikan indikator kinerja.
“Oleh karena itu, saya sangat berterima kasih dan ini kerja semua. Semuanya bekerja bersama-sama. Ada dua-duanya: kerja sama dan sama-sama kerja,” ungkapnya.
Wapres pun berharap semangat pengabdian tetap terjaga meskipun akan ada pergantian pimpinan.
“Walaupun berganti pimpinan, berganti Wapres, semangat ini terus dijaga. Karena pengabdian kita adalah pengabdian kepada bangsa dan negara,” tegasnya.
Selain itu, Wapres juga menekankan pentingnya rasa syukur dan keikhlasan dalam menjalankan tugas.
“Mari kita berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan. Ditaruh di mana saja, jangan pernah mengeluhkan kalau kita ditempatkan di suatu tempat. Syukuri saja,” ajaknya.
Terakhir, Wapres berterima kasih kepada seluruh Keluarga Besar Setwapres yang telah mendukungnya selama lima tahun. Ia juga berpesan agar pimpinan baru didukung dengan semangat yang sama.
“Selamat berjuang bersama Wakil Presiden yang baru. Bantu beliau dengan sepenuh hati,” pesan Wapres.
Kepala Setwapres, Ahmad Erani Yustika, dalam laporannya menyoroti tiga pelajaran dari kepemimpinan Wapres K.H. Ma’ruf Amin. Pertama, seorang pemimpin harus bekerja, bukan sekadar “menebar jala”, yakni pemimpin harus fokus pada tugas-tugas penting, bukan mengejar ambisi pribadi.
“Bahwa pemimpin itu mesti menyelesaikan aneka perkara, bukan ingin mendapatkan aneka hasrat, memperoleh harta maupun ragam berita. Yang penting bekerja,” jelasnya.
Kedua, tambah Erani, pemimpin berperan layaknya busur panah yang selalu memberikan arah.
“Bagaimana Bapak Wapres memberikan arahan selalu dimulai dari filosofi, visi, dan konsep, termasuk dalam hal ekonomi syariah. Beliau tidak langsung bicara program, tapi mendahului dengan pandangan mendasar,” ungkapnya.
Ketiga, Erani menekankan pentingnya kapasitas dan integritas seorang pemimpin, yang harus selalu belajar. Ia mengajak jajarannya meneladani semangat belajar Wapres meskipun usianya sudah lanjut.
Erani juga menyatakan bahwa Indonesia patut bersyukur dipimpin oleh ulama besar seperti K.H. Ma’ruf Amin. Menurutnya, berkat kepemimpinan Wapres, bangsa ini berhasil mengatasi krisis pandemi Covid-19, terutama terkait kehalalan vaksin dan aturan ibadah berjamaah yang sempat menuai perdebatan.
“Beliau bukan sekadar ulama, tapi juga intelektual yang pemikirannya mencakup berbagai bidang, baik agama maupun ekonomi syariah. Sejak muda, beliau juga aktif dalam organisasi dan politik, sehingga urusan kenegaraan dan kemasyarakatan insya Allah dapat ditangani dengan baik berkat pengalaman panjangnya,” ujarnya.
Dalam acara yang diliputi suasana penuh haru dan kebersamaan ini, para pendamping dan perangkat yang kesehariannya berada di samping Wapres, seperti Juru Bicara Wapres, Tim Ahli Wapres, Deputi, dan Ajudan, menyampaikan testimoni terhadap sosok K.H. Ma’ruf Amin. Para pegawai juga diberikan kesempatan untuk menampilkan persembahan tarian dan lagu sebagai bentuk penghormatan. (RR/SK-BPMI, Setwapres)