Jakarta, 3 Agustus 2025 — PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) terus menunjukkan komitmen nyata sebagai bagian dari BUMN yang berpihak pada rakyat melalui pelaksanaan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang terstruktur dan berdampak luas. Selama tahun 2024, ASDP telah menyalurkan total dana TJSL sebesar Rp 8,1 miliar di seluruh wilayah operasional, dengan fokus utama pada program yang mendukung keberlanjutan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.
Dari total anggaran tersebut, pilar lingkungan menyerap dana terbesar sebesar Rp 4 miliar, diikuti oleh pilar sosial sebesar Rp 3,1 miliar, dan pilar ekonomi sebesar Rp 943 juta. Komposisi ini mencerminkan keberpihakan perusahaan terhadap agenda pembangunan hijau dan sosial yang menjadi prioritas bersama Kementerian BUMN dan sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).
Direktur Utama ASDP, Heru Widodo, menegaskan bahwa program TJSL bukan sekadar kewajiban korporasi, tetapi bagian dari strategi pembangunan nasional. “ASDP memiliki tanggung jawab moral dan strategis untuk menjawab kebutuhan masyarakat dan lingkungan. TJSL kami arahkan pada hal-hal yang berdampak langsung, nyata, dan terukur bagi publik,” ujarnya.
Pelaksanaan TJSL ASDP mengikuti kerangka kebijakan TJSL Prioritas BUMN yang ditetapkan oleh Kementerian BUMN, yang mencakup tiga pilar utama, yakni pendidikan, lingkungan, dan UMK (Usaha Mikro dan Kecil). Fokus ini diarahkan untuk mendukung berbagai agenda strategis nasional seperti pengentasan kemiskinan, penguatan UMKM, pemulihan lingkungan, serta pengembangan desa wisata dan ketahanan pangan.
Pada pilar lingkungan, ASDP menunjukkan kontribusi konkret terhadap pengendalian dampak perubahan iklim. Sepanjang 2024, perusahaan mencatat pengurangan emisi karbon sebesar 123.093 ton CO₂e, serta pemulihan ekosistem pesisir melalui program penanaman mangrove dan rehabilitasi terumbu karang di berbagai wilayah kerja.
Sebagai langkah inovatif, ASDP mengimplementasikan Reverse Vending Machine (RVM) untuk mendukung pengelolaan limbah plastik berbasis partisipasi publik. Kolaborasi dengan Kementerian Perhubungan dan Kementerian BUMN ini berhasil mengumpulkan 1,72 ton sampah plastik atau sekitar 92.334 botol, menyelamatkan 1.458 m² ruang lingkungan, dan menekan emisi karbon hingga 9.000 kilogram.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap langkah kecil yang kami lakukan, termasuk dalam pengelolaan sampah, bisa menjadi bagian dari solusi nasional dalam menghadapi krisis iklim,” ungkap Heru.
Pemberdayaan UMKM
ASDP juga aktif mendorong pemberdayaan pelaku usaha kecil melalui program pelatihan dan pendampingan hukum, termasuk penerbitan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) bagi UMKM di wilayah operasional seperti Banyuwangi. Langkah ini menjadi strategi penting untuk mendorong pelaku UMK naik kelas dan melindungi produknya di pasar global.
Selain itu, perusahaan juga mengembangkan kanal pemasaran inovatif melalui Vending Machine UMKM yang mendukung distribusi dan promosi produk mitra binaan secara digital dan terukur. Program ini sejalan dengan prinsip inklusivitas ekonomi dan mendukung tercapainya SDG 8, 9, dan 17, yakni pekerjaan layak, pembangunan infrastruktur, serta kemitraan untuk pembangunan.
Menurut Heru, keberhasilan program TJSL tidak diukur dari besar anggaran semata, melainkan dari seberapa luas dampak yang dihasilkan. “Kami percaya bahwa keberhasilan korporasi tidak hanya soal profit, tetapi juga seberapa besar kontribusinya dalam membangun peradaban. TJSL adalah wajah humanis ASDP sebagai BUMN yang hadir untuk rakyat,” ujarnya menandaskan.