Jakarta, NONBLOK.COM – Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin menegaskan pentingnya menyebarkan pemahaman Islam yang moderat atau Islam Wasathiyyah dalam pertemuannya dengan Wakil Grand Syekh (Imam Besar) Al-Azhar Mohammed Abdel Rahman Ad Duweiny, di Istana Wakil Presiden, Jl. Medan Merdeka Selatan No.6, Jakarta Pusat, Jumat (21/06/2024). Pertemuan ini menandai langkah penting dalam memperkuat kerja sama antara Indonesia dan Al-Azhar, terutama dalam mengembangkan dan menyebarkan Islam Wasathiyyah.
Dalam kesempatan tersebut, Wapres menyoroti peran penting Al-Azhar sebagai salah satu pusat pendidikan Islam terkemuka di dunia dalam menyebarkan ajaran Islam yang moderat. Ia mengungkapkan, pertemuannya dengan Grand Sheikh Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyeb di Abu Dhabi, Februari tahun ini, menunjukkan komitmen Indonesia dalam mendukung dan mempromosikan Islam yang moderat di tingkat global.
“Saya juga bertemu Syaikhul Al-Azhar di Abu Dhabi beberapa waktu lalu. Dan kita banyak berdiskusi tentang perkembangan Islam Wasathiyyah dan kerja sama kedua negara,” ungkapnya.
Dalam konteks yang lebih luas, Wapres mengajak Al-Azhar untuk terus memperkuat upaya dalam menyebarkan pemahaman Islam yang moderat. Ia pun berharap, melalui upaya bersama ini, kedua negara dapat terus mempromosikan perdamaian dan toleransi di dunia Islam. Selain itu, membentuk generasi muda yang mampu menyebarkan nilai-nilai moderasi di masyarakat.
“Hal ini penting dalam menjaga kedamaian dan toleransi di masyarakat, serta melawan pengaruh-pengaruh negatif yang menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya,” imbuhnya.
Sejalan dengan Wapres, Ad Duweiny menyampaikan bahwa mempromosikan moderasi Islam kepada dunia juga menjadi agenda besar universitas tertua di Mesir tersebut. Ia juga mengungkapkan rasa nyaman dan tenangnya melihat mahasiswa Mesir yang belajar di Indonesia, karena memiliki pemahaman yang sama tentang Islam.
“Kami sangat nyaman dan merasa tenang melihat anak-anak muda kami belajar di Indonesia karena kami tahu bahwasannya Indonesia mengajarkan moderasi di Indonesia, tentang pemahaman Islam yang moderat, yang hal itu merupakan nilai yang sama dengan yang dianggap oleh Al-Azhar,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ad Duweiny menekankan, Al-Azhar terus berupaya memperkuat ajaran moderasi Islam kepada para mahasiswanya, dengan menekankan pemahaman Al-Qur’an dan Sunnah sesuai ajaran Nabi Muhammad SAW.
“Kami di Al-Azhar senantiasa membekali para mahasiswa kami dengan kisi-kisi moderasi tadi, khususnya dengan permintaan untuk memahami Al-Qur’an dan Sunnah sesuai dengan apa yang diajarkan secara original dari Nabi,” ungkapnya.
Hadir mendampingi Grand Syekh Al-Azhar, Direktur Jenderal Lembaga Ulama Senior Al-Azhar Mahmoud Sedki Hassan, Wakil Duta Mesir untuk Indonesia Usamah Hamdi, Pejabat Fungsi KBRI Kairo Rahmat Aming Lasim, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kairo Abdul Muta’ali, dan Pimpinan Pondok Pesantren Tazaka K.H. Anizar Masyhadi.
Sementara, Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Suprayoga Hadi, Deputi Bidang Administrasi Sapto Harjono W.S, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, Staf Khusus Bidang Umum Masykuri Abdillah, Staf Khusus Wapres Bidang Politik dan Hubungan Kelembagaan Robikin Emhas, dan Asisten Staf Khusus Wapres Sholahudin Al Aiyub. (SK/RJP-BPMI, Setwapres)