Close Menu
Berita NusantaraBerita Nusantara
    What's Hot

    Kemenperin Perkuat Kawasan Industri Menuju Daya Saing Global

    Rabu, 18 Juni 2025

    Wamenperin Apresiasi Industri Mamin Investasi Rp 3,3 Triliun di Cikarang

    Rabu, 18 Juni 2025

    Menperin Ingatkan Industri Dalam Negeri Agar Bersiap Menghadapi Dampak Perang Iran-Israel

    Selasa, 17 Juni 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
    Facebook X (Twitter) Instagram
    Berita NusantaraBerita Nusantara
    • Home
    • Bisnis
    • Nasional
    • Pemerintahan
    • Indeks
    Berita NusantaraBerita Nusantara
    Berita Nusantara / Strategi Hilirisasi dan FDI: Membangun Ekonomi Berkualitas di Global South
    Nasional

    Strategi Hilirisasi dan FDI: Membangun Ekonomi Berkualitas di Global South

    beritanusantaraberitanusantaraSelasa, 3 September 2024
    Caption Foto: Mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional PPN/Bappenas 2016-2019 sekaligus Profesor Ekonom Universitas Indonesia, Bambang Brodjonegoro (tengah) hadir di sesi paralel tematik rangkaian High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) 2024. Neegara-negara berkembang yang kaya sumber daya dikatakannya harus lebih proaktif dalam mengatasi kekurangan modal, teknologi, dan sumber daya manusia. (Foto: Bappenas)

    Badung, 3 September 2024 – Sesi paralel tematik rangkaian High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) 2024 menyoroti pentingnya kemitraan multipihak dalam mendorong nilai ekonomi yang lebih tinggi di tingkat regional, terutama bagi negara-negara berkembang.

    Sesi yang digelar Selasa (3/9/2024) dan mengangkat tema “Innovate to Elevate: Multi-Stakeholder Partnerships for Promoting Higher Economic Value at the Regional Level” tersebut menghadirkan Mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional PPN/Bappenas 2016-2019 sekaligus Profesor Ekonom Universitas Indonesia, Bambang Brodjonegoro.

    Pada kesempatan tersebut Bambang pun menegaskan negara-negara berkembang yang kaya sumber daya harus lebih proaktif dalam mengatasi kekurangan modal, teknologi, dan sumber daya manusia. “Tujuannya adalah untuk mengubah potensi sumber daya alam menjadi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” katanya.

    Bambang menggarisbawahi bahwa investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) dapat menjadi alat penting bagi negara berkembang untuk memproses sumber daya alam mereka. Namun begitu pemerintah perlu selektif dalam mengundang jenis FDI yang masuk agar tidak sekadar mengeksploitasi sumber daya tanpa menambah nilai ekonomi.

    “Evaluasi terhadap FDI yang masuk sangat penting, dan ini adalah pendekatan yang sedang dilakukan Indonesia melalui program hilirisasi. Sebagai contoh, investor yang mengolah nikel kita tidak hanya mendapatkan akses bahan mentah, tetapi juga diminta untuk mengembangkan produk hilir seperti baja tahan karat atau baterai EV. Inilah yang dimaksud dengan menciptakan nilai tambah,” jelas Bambang.

    Bambang juga menekankan pentingnya adopsi teknologi dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia di Global South. Menurutnya, investasi dalam bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM), serta penelitian dan pengembangan (R&D) sangat penting untuk menciptakan tenaga kerja yang produktif dan inovatif.

    “Untuk mendorong produktivitas, kita perlu mengadopsi teknologi yang sesuai dan mengembangkan kemampuan dalam negeri untuk memahami dan memanfaatkan teknologi tersebut. Ini tidak hanya bergantung pada teknologi tetapi juga pada kualitas sumber daya manusia kita. Oleh karena itu, kita harus berinvestasi dalam infrastruktur digital dan pendidikan untuk mencapai hal ini,” kata Bambang.

    Sementara Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia, Shinta Kamdani, pada saat yang sama turut menekankan bahwa menciptakan nilai ekonomi tinggi tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja. “Diperlukan kolaborasi di antara berbagai pelaku ekonomi untuk secara berkelanjutan menghasilkan inovasi dengan nilai ekonomi tinggi,” ungkap Shinta.

    Ia menyoroti tiga faktor utama yang dapat mendorong inovasi berkelanjutan dengan nilai ekonomi tinggi yaitu investasi dalam R&D oleh sektor bisnis dan investor, kemampuan institusi pendidikan tinggi untuk menghasilkan penelitian berkualitas, dan inovasi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat serta standar regulasi.

    Maka itu untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkelanjutan, negara-negara berkembang perlu mengadopsi pendekatan kemitraan multipihak yang lebih terintegrasi. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan akademisi menjadi kunci untuk menciptakan nilai tambah yang signifikan dan meningkatkan daya saing di pasar global. (Bappenas/TR/Elvira Inda Sari).

    Indonesia Kementerian Nasional Nusantara
    Share. Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Telegram Copy Link
    Previous ArticlePerkuat Perlindungan Perempuan dan Anak, Polwan RI Ikuti Studi Komparatif di Chicago
    Next Article Kemen PPPA Fokus Pada Penanganan Kekerasan Berbasis Gender Dan Prioritas Nasional

    Berita Terkait

    Kemenperin Perkuat Kawasan Industri Menuju Daya Saing Global

    Rabu, 18 Juni 2025

    Wamenperin Apresiasi Industri Mamin Investasi Rp 3,3 Triliun di Cikarang

    Rabu, 18 Juni 2025

    Menperin Ingatkan Industri Dalam Negeri Agar Bersiap Menghadapi Dampak Perang Iran-Israel

    Selasa, 17 Juni 2025
    Leave A Reply Cancel Reply

    Berita Terkini

    Kemenperin Perkuat Kawasan Industri Menuju Daya Saing Global

    Rabu, 18 Juni 20250 Views

    Wamenperin Apresiasi Industri Mamin Investasi Rp 3,3 Triliun di Cikarang

    Rabu, 18 Juni 20252 Views

    Menperin Ingatkan Industri Dalam Negeri Agar Bersiap Menghadapi Dampak Perang Iran-Israel

    Selasa, 17 Juni 20251 Views

    Kemenperin Dorong Dekarbonisasi Industri Lewat Kolaborasi Strategis Indonesia-Australia

    Selasa, 17 Juni 20250 Views

    Komisi VII DPR Berharap Balai Kemenperin di Ambon Perkuat Industri Wilayah Timur

    Selasa, 17 Juni 20251 Views

    Industri Logam Getol Investasi, Kemenperin Tempa SDM Andal di Morowali

    Selasa, 17 Juni 20251 Views

    Kemenperin: Kampus Jadi Kunci Percepat Transformasi Industri Hijau Berkelanjutan

    Senin, 16 Juni 20252 Views

    Presiden Prabowo Bertolak ke Singapura untuk Kunjungan Kenegaraan

    Minggu, 15 Juni 20251 Views

    Kemenperin: Penetapan OVNI di Kawasan Industri Ciptakan Iklim Investasi Kondusif

    Minggu, 15 Juni 20250 Views

    Inisiasi Siprosatu, Kemenperin Percepat Digitalisasi Industri Hilir Kelapa Sawit

    Jumat, 13 Juni 20250 Views
    Don't Miss

    Kemenperin Perkuat Kawasan Industri Menuju Daya Saing Global

    By beritanusantaraRabu, 18 Juni 2025

    Warning: mysqli_query(): (HY000/1114): The table ‘(temporary)’ is full in /home/u6998656/public_html/wp-includes/class-wpdb.php on line 2345Kawasan industri telah…

    Wamenperin Apresiasi Industri Mamin Investasi Rp 3,3 Triliun di Cikarang

    Rabu, 18 Juni 2025

    Menperin Ingatkan Industri Dalam Negeri Agar Bersiap Menghadapi Dampak Perang Iran-Israel

    Selasa, 17 Juni 2025

    Kemenperin Dorong Dekarbonisasi Industri Lewat Kolaborasi Strategis Indonesia-Australia

    Selasa, 17 Juni 2025
    Top Posts

    Eddy Keleng Ate Berutu Dapat Rekomendasi dari PDIP Maju di Pilkada Dairi 2024

    Rabu, 28 Agustus 2024238 Views

    Pendaftaran SMA Kemala Taruna Bhayangkara DIbuka Hari Ini

    Jumat, 27 Desember 202489 Views

    Dukung Herman Deru Kembali Jadi Gubernur Sumsel, Warga Ogan Ilir: Kebijakan HD Pro Rakyat

    Minggu, 7 Juli 202465 Views

    Elektabilitas Masih Sangat Kuat, Enos-Yudha Diprediksi Akan Tetap Unggul di Pilkada OKU Timur 2024

    Senin, 9 September 202462 Views
    Berita Nusantara
    Facebook X (Twitter) Instagram YouTube TikTok
    • Tentang Kami
    • Disclaimer
    • Pedoman Media Siber
    • Privacy Policy
    • Redaksi
    • SOP Perlindungan Wartawan
    • Contact
    © 2025 NONBLOK.COM | Berita Indonesia.

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.