Tarakan (29/6) – Keterbatasan akses terhadap pembiayaan dan sumber daya keuangan bagi perempuan merupakan hambatan yang perlu diatasi. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) berkolaborasi bersama Bank Indonesia berupaya meningkatkan pemberdayaan dan peran perempuan dalam ekonomi yang berperspektif gender di Kalimantan Utara melalui kegiatan bertajuk “Leader’s Insight : Pemberdayaan Perempuan dalam Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Inklusif”.
“Melihat tantangan ekonomi terutama bagi perempuan yang kian kompleks, pemahaman akses perempuan terhadap pembiayaan dan keuangan dalam kewirausahaan yang berperspektif gender khususnya perlu ditingkatkan. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk komitmen bersama Bank Indonesia untuk memajukan UMKM dan mendukung fasilitasi pembiayaan inklusif kepada sektor-sektor prioritas termasuk wirausaha perempuan,” ujar Menteri PPPA, Bintang Puspayoga dalam kegiatan yang diselenggarakan di Universitas Borneo Tarakan, Kamis (27/6).
Menteri PPPA menuturkan dari Data BPS (2024), partisipasi angkatan kerja perempuan sampai saat ini masih rendah mencapai 54,52% dibandingkan dengan laki-laki yang mencatat 84,26%. “Ini mencerminkan kesenjangan upah dan akses terhadap kesempatan ekonomi yang lebih rendah bagi perempuan di Indonesia, baik di perkotaan maupun pedesaan. Maka dengan memicu kapasitas dan keterlibatan perempuan dari hulu ke hilir pada akhirnya akan mendorong gerak ekonomi yang lebih berkeadilan,” tambah Menteri PPPA.
Kolaborasi Kemen PPPA dan Bank Indonesia sudah dimulai sejak lama, salah satunya melalui MoU tentang Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Inklusif pada Kelompok Perempuan. Kerja sama tersebut selaras dengan implementasi dari Perpres No. 114 Tahun 2020 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) serta Prioritas Nasional dalam memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan dengan memperkuat pilar pertumbuhan dan daya saing ekonomi, serta sesuai dengan sasaran program Kemen PPPA, yaitu meningkatkan kualitas hidup perempuan.
“Apresiasi setinggi-tingginya saya sampaikan kepada Bank Indonesia yang sudah turun bersama Kemen PPPA dalam hal pemberdayaan perempuan, khususnya mendampingi UMKM di berbagai daerah, termasuk daerah 3T, dari hulu sampai hilir. Tidak hanya di proses produksinya saja, namun juga mencakup pemasaran, hingga meningkatkan kapasitas para pelaku usaha,” tutur Menteri PPPA.
Bank Indonesia menyadari menjembatani kesenjangan dalam akses perempuan terhadap layanan keuangan sangat penting untuk pemberdayaan ekonomi dan kesetaraan gender. Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Destri Damayanti menuturkan perempuan perlu mendapatkan kesempatan yang sama termasuk dalam akses ekonomi.
“Hasil survey Harvard terkait kepemimpinan perempuan menunjukkan perempuan memiliki kelebihan yang tidak atau sedikit dimiliki oleh laki-laki. Pertama perempuan lebih punya empati. Perempuan bisa lebih inklusi. Perempuan lebih teliti atau detail. Sifat-sifat itu prinsip sekali terutama dalam kepemimpinan, termasuk dalam kehwirausahaan atau UMKM, sangat penting sekali. Ini menjadi kelebihan bagi perempuan,” terang Destri Damayanti.
Destri Damayanti menambahkan ada tantangan yang krusial yang dihadapi perempuan dalam sektor ekonomi khususnya literasi keuangan. Menurut Destri, pemahaman perempuan terhadap sektor keuangan tidak kalah dari laki-laki. Namun dari segi akses keuangan atau pemanfaatan keuangan perempuan masih jauh dibanding laki-laki, seperti kepemilikian atas rekening tabungan, pinjaman dari bank. Destri menilai digitalisasi khususnya dalam akses keuangan dapat menjadi solusi bagi perempuan.
“Kenapa ini bisa terjadi? karena kalau bicara akses keuangan terutama pada sektor informal persyaratan bank banyak yang tidak mampu dipenuhi oleh perempuan, jadi itu yang membuat akhirnya perempuan susah untuk masuk dalam mengakses bantuan keuangan. Tapi beruntung karena sekarang era digitalisasi ini membuka ruang buat perempuan untuk menembus barrier dari akses keuangan yang selama ini sulit. Dan kami melihat bahwa perkembangan dari perempuan dalam memanfaatkan digitalasi baik untuk finansial maupun usaha saat ini terus mengalami peningkatan,” jelas Destri Damayanti.