Prospek bisnis industri kreatif, khususnya di sektor fesyen dan kriya, semakin cerah seiring dengan meningkatnya keterlibatan para desainer muda yang terus mengembangkan gagasan kreatifnya untuk menghasilkan produk yang inovatif, bernilai ekonomi, berdaya jual, dan berkelanjutan. Melihat perkembangan positif ini, Kementerian Perindustrian secara progresif mendorong ekosistem industri kreatif agar lebih maju dan berkolaborasi.
Pada tahun 2024 ini, Kemenperin kembali menyelenggarakan Indonesia Fashion and Craft Awards (IFCA) tahun 2024. Kegiatan ini dimotori oleh Unit Pelaksana Teknis Bali Creative Industry Center (BCIC) yang saat ini beralih nama menjadi Balai Pemberdayaan Industri Fesyen dan Kriya (BPIFK), yang berada di bawah Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA).
IFCA merupakan kompetisi desain nasional yang bertujuan mencari desainer muda berbakat, dengan visi sustainability dalam bidang kriya dan fesyen. Adapun kompetisi ini telah dilaksanakan sejak tahun 2015.“Kemenperin berharap IFCA tidak hanya menjadi sebuah kompetisi, namun menjadi upaya kita bersama dalam merealisasikan industri fesyen dan kriya yang semakin inklusif dan berkelanjutan sehingga mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional dengan pendekatan pengembangan desain,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita pada peluncuran Program IFCA Tahun 2024 di Jakarta, Selasa (25/6).
Reni mengemukakan, pertumbuhan nilai tambah industri kreatif pada tahun 2023 tercatat meningkat 10,5 persen dibandingkan tahun 2022, yaitu dari Rp1.280,42 triliun menjadi Rp 1.414,8 triliun. Dari nilai tersebut, sektor fesyen dan kriya menjadi dua sektor yang berkontribusi sekitar 33 persen. “Tentunya ini merupakan sebuah capaian yang membanggakan dan menunjukkan bahwa prospek industri kreatif di Indonesia semakin besar,” ungkapnya.
Di dalam ekosistem industri kreatif, desain produk menjadi aspek yang sangat penting lantaran memengaruhi nilai dan keputusan pembeli. Studi yang dilakukan oleh McKinsey tentang desain dapat memengaruhi penjualan menunjukkan bahwa bisnis yang memperhatikan aspek desain menghasilkan pendapatan 32 persen lebih banyak.
“Hal ini mengingatkan kita bahwa kita perlu mengambil langkah dalam memperhatikan desain sebagai aspek yang penting dan bernilai,” tutur Dirjen IKMA.
Untuk itu, Ditjen IKMA menetapkan “Neighbourhood Spirit, Creative Collaboration for A Sustainable Future” sebagai tema IFCA 2024, yang bermakna semangat kolaborasi mengajak para desainer untuk bermitra dengan pelaku IKM di lingkungan sekitar dalam mendesain produk inovatif. Tema ini juga sesuai dengan nilai kekerabatan di Indonesia yang terkenal dengan semangat gotong royong dalam lingkungan bermasyarakat.
Kompetisi IFCA terbukti dapat mengangkat hasil karya desainer muda berupa purwarupa (prototype)dengan kearifan lokal dan visi berkelanjutan, serta dapat diproduksi secara massal hingga akhirnya dapat dijual hingga ke pasar luas.
Sebagai contoh, desain produk Nyalira Stool karya Febryan Tricahyo yang berhasil mengubah sampah puntung rokok menjadi substitusi bahan fiber sebagai penguat struktur material beton, dan ditransformasikan ke dalam bentuk desain sebuah bangku. Karya ini ditetapkan sebagai Juara 1 IFCA tahun 2020 dan berhasil diproduksi massal hingga mampu diekspor ke Jepang. Febryan juga telah bekerjasama dengan salah satu arsitek di Tokyo, Jepanguntuk memperluas akses pasar produknya.
“Capaian alumni IFCA ini menjadi semangat dan kabar baik bagi pelaku industri kreatif, bahwa peluang dan kesempatan untuk menjadi semakin besar dan berdampak akan selalu ada,” tutur Reni.
Reni berharap melalui kompetisi IFCA tahun ini, semakin banyak desainer muda dengan berbagai gagasan kreatif dalam berinovasi menciptakan produk yang tidak hanya memiliki nilai estetika yang tinggi, tetapi juga memiliki aspek fungsional yang nantinya keberadaan produk tersebut dapat berdampak positif bagi perekonomian di masyarakat, serta dapat memajukan IKM dengan semangat kolaborasi dan keberlanjutan.
“Dengan adanya pengembangan desain akan mendorong inovasi produk dari sisi nilai estetika, fungsi dan manfaatnya sehingga dapat menghasilkan produk yang lebih unggul dan berdaya saing,” tegas Reni.
Direktur Industri Aneka dan IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan, Alexandra Arri Cahyani mengungkapkan, kompetisi IFCA terbuka untuk WNI desainer individu atau kelompok yang berusia 18-40 tahun, berasal dari kalangan praktisi, pelaku IKM kreatif, dan mahasiswa atau pelajar, yang telah memiliki calon mitra IKM. Pendaftaran dibuka hingga 31 Juli 2024 dan diakses melalui situs ifca.bcic-ikm.net.
Para peserta wajib mengirimkan satu karya orisinal yang menggunakan material lokal. Nantinya, dewan juri akan memilih dan menilai konsep desain yang memiliki nilai estetika dan kebaruan, nilai ekonomi, berdampak positif terhadap sosial, lingkungan dan budaya, serta purwarupanya berkualitas dan layak diproduksi secara massal.
“Bagi 100 peserta terpilih akan mendapatkan kesempatan mengikuti coaching clinic tahap pertama. Lalu 30 peserta terbaik akan mendapatkan fasilitasi pembuatan purwarupa alpha,” jelas Alexandra.
Selanjutnya, bagi 14 nominator (7 fesyen dan 7 kriya) berhak mendapatkan coaching clinic tahap kedua, serta berkesempatan mendapatkan pembinaan lanjutan untuk menjadi wirausaha baru dan mendapatkan materi branding. “Para pemenang akan mendapatkan hadiah total Rp 130 juta dan menjadi binaan Ditjen IKMA Kemenperin,” tutupnya.